tajukmalut.com | Jakarta – Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Iwan Sumule, menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan target penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2026.
Hal itu disampaikan dalam Dies Natalis ke-42 Program Studi Kajian Ketahanan Nasional (KKN) Universitas Indonesia yang dirangkaikan dengan seminar nasional bertema ‘Ketahanan Pangan sebagai Pilar Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kearifan Lokal’.
Dalam sambutannya, Iwan menyebut bahwa pembentukan BP Taskin merupakan mandat langsung Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan dan penuntasan kemiskinan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Harapan besar Bapak Presiden Prabowo Subianto pada pembangunan berkelanjutan dan percepatan pengentasan kemiskinan ini diwujudkan dengan membentuk BP Taskin, sebuah lembaga khusus di bawah Presiden untuk mempercepat target penghapusan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen di tahun 2026,” ujar Iwan dalam keterangan, Jumat 21 November 2025.
Iwan menuturkan, BP Taskin telah menyusun rencana induk pengentasan kemiskinan yang menitikberatkan pada pendekatan graduasi.
Pendekatan ini menggabungkan bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi agar keluarga miskin tidak hanya keluar dari kondisi rentan secara sementara.
“Strategi ini bertujuan membangun ketahanan pangan dan kemandirian, sehingga keluarga tidak hanya keluar dari kemiskinan sementara, tetapi juga terhindar dari kemiskinan kronis,” katanya.
Lebih jauh, Iwan memaparkan empat pilar utama strategi cepat BP Taskin dalam penuntasan kemiskinan.
Pilar pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi akses pangan, kesehatan, pendidikan, dan perumahan.
Pilar kedua adalah penciptaan pendapatan melalui pelatihan, akses kerja, dan pengembangan usaha.
Pilar ketiga, lanjutnya, ialah pembinaan dan pemberdayaan untuk membangun kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat.
Sementara pilar keempat adalah peningkatan akumulasi tabungan dan investasi melalui inklusi serta literasi keuangan.
“Terkait pilar pertama, seminar nasional hari ini menjadi sangat relevan. Ketahanan pangan adalah pilar pengentasan kemiskinan berbasis kearifan lokal,” kata Iwan.
Ia juga mengingatkan pentingnya memaksimalkan kearifan lokal sebagai modal sosial dalam menghadapi ancaman krisis.
“Seringkali kita melupakan bahwa bangsa ini memiliki harta karun berupa inisiasi kearifan lokal yang terbukti mampu menghadapi bencana kekeringan dan krisis pangan,” ujarnya.(red)









