tajukmalut.com | Halmahera Selatan, 25 Juni 2025 — Warga Kecamatan Obi kembali diresahkan dengan matinya berbagai hewan air di salah satu sungai utama di kawasan tersebut. Salah satu temuan mengejutkan adalah matinya ikan sogili (belut raksasa) dalam jumlah besar yang ditemukan terapung dan membusuk di sepanjang aliran sungai.
Seorang pekerja tambang yang tidak ingin disebutkan namanya membagikan foto dirinya tengah memegang dua ekor sogili mati yang ditemukan di sekitar kawasan operasional tambang PT Harita Group. Peristiwa ini menambah kekhawatiran publik terhadap dugaan pencemaran lingkungan yang diduga kuat bersumber dari limbah beracun hasil aktivitas pertambangan nikel.
“Ini bukan kali pertama. Sungai ini dulu jernih, jadi sumber kehidupan. Sekarang airnya berwarna keruh, berbau, dan banyak ikan mati,” ujar seorang warga Desa Kawasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerhati lingkungan dan aktivis masyarakat Obi menyebutkan bahwa perubahan warna air, bau menyengat, serta kematian biota air adalah indikator kuat adanya pencemaran berat. Limbah kimia seperti logam berat dan bahan beracun lainnya dari proses tambang disebut-sebut sebagai penyebab utama.
“Jika benar terbukti ada pelanggaran dan pencemaran, maka Perusahaan yang bersangkutan harus bertanggung jawab. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi soal keselamatan dan keberlanjutan hidup masyarakat lokal,” tegas salah satu aktivis Obi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT Harita Group. Sementara itu, masyarakat dan aktivis terus mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan KLHK untuk segera turun tangan, melakukan investigasi mendalam, serta mengambil langkah hukum bila ditemukan unsur kelalaian atau kesengajaan.
Kasus ini menambah panjang daftar persoalan lingkungan hidup yang muncul akibat pertambangan di wilayah Halmahera Selatan, khususnya di Pulau Obi yang menjadi salah satu pusat eksploitasi nikel terbesar di Indonesia. Warga berharap kejadian serupa tidak terulang dan sungai-sungai yang rusak bisa dipulihkan kembali untuk kepentingan generasi masa depan.(red)









