MENGUJI IDE BUPATI DAN WAKIL BUPATI HALUT TENTANG HALUT SETARA

Minggu, 9 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : AHMAD R IDIN (Aktivis HMI)

Ide Kampanye “Wujudkan Halut Setara” yang diusung Bupati Dan Wakil Bupati Halmahera Utara, sekilas terdengar progresif dan memotivasi. Mereka seolah mengajak seluruh masyarakat untuk membangun daerah dengan semangat kebersamaan dan keadilan sosial. Namun, di balik kalimat yang sederhana itu, tersimpan paradoks yang layak direnungkan: benarkah Halmahera Utara sudah berjalan menuju kesetaraan, atau justru terjebak dalam simbolisme politik yang belum menyentuh akar persoalan?

Kesetaraan, dalam konteks sosial, berarti setiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, berpendapat, dan menikmati hasil pembangunan. Tetapi realitas di lapangan sering menunjukkan hal sebaliknya. Sebagian besar desa masih berjuang dengan akses jalan, pendidikan, dan kesehatan yang terbatas. Di sinilah paradoks itu muncul: tagline yang menjanjikan kesetaraan justru berdiri di atas ketimpangan yang nyata.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kesenjangan ini bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga persoalan struktur dan perspektif. Pemerintah daerah memiliki otoritas dan sumber daya besar, tetapi sejauh mana kekuasaan itu benar-benar membuka ruang partisipasi bagi warga? Apakah masyarakat hanya menjadi penerima bantuan, atau sudah menjadi bagian dari perumusan kebijakan publik? Tanpa keadilan dalam akses dan partisipasi, “kesetaraan” hanya menjadi kata tanpa isi.

Tagline itu juga memperlihatkan watak paradoksal dari politik simbolik di daerah. Dalam dunia politik lokal, kata-kata seperti “setara”, “berkeadilan”, atau “sejahtera” kerap digunakan sebagai mantra moral untuk membangun citra. Ia bekerja di tataran retorika untuk menenangkan, menginspirasi, tetapi sekaligus menutupi jarak antara janji dan kenyataan. Padahal, keadilan sosial tidak bisa dilahirkan dari retorika, melainkan dari tindakan konkret yang mengubah distribusi kekuasaan dan sumber daya.

Namun, bukan berarti slogan ini harus ditolak mentah-mentah. Justru sebaliknya, “Wujudkan Halut Setara” perlu dijaga agar tidak menjadi jargon kosong. Pemerintah daerah harus berani menafsir ulang makna kesetaraan dalam konteks lokal: mendekatkan pelayanan publik ke desa, memperkuat ekonomi rakyat kecil, partisipasi masyarakat harus juga melibatkan semua kalangan dan menghapus diskriminasi pembangunan antarwilayah. Kesetaraan harus menjadi prinsip kerja, bukan hanya semboyan politik.

Pada akhirnya, paradoks ini adalah pengingat bahwa kata-kata pemimpin tidak boleh berhenti di papan reklame atau media sosial. Ia harus menjelma menjadi kebijakan yang menyentuh tanah dan kehidupan rakyat. Sebab, kesetaraan bukan tentang seberapa indah kita mengucapkannya, tapi seberapa adil kita memperjuangkannya.

Wujudkan Halut yang Setara, kalimat ini akan menemukan maknanya ketika setiap warga, di pesisir hingga pegunungan, dapat berkata: kami benar-benar merasakannya.” *

Komentar

Berita Terkait

Mirisnya Kewenangan Daerah
NAZLATAN UKHRA KASUBA; MELAWAN ARUS POLITIK YANG MEMBUNGKAM, MENOLAK TUNDUK PADA KEKUASAAN YANG HAUS PUJIAN
Jalan Loloda Di Antara Janji Pembangunan dan Realita yang Berdebu
Pegawai Sejahtera, Pelayanan Sempurna: Mewujudkan Pemerintahan yang Adaptif di Era Perubahan
Mencari Jejak Pahlawan di Tanah Tambang: Refleksi Hari Pahlawan dari Maluku Utara.
Dari Api Sejarah ke Gerak Nyata Masa Kini
Agromaritim dalam Tranformasi Panca Senyum Halmahera Selatan
Aksi Massa dan Cinta NKRI
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 06:17 WIT

Mirisnya Kewenangan Daerah

Selasa, 18 November 2025 - 13:20 WIT

NAZLATAN UKHRA KASUBA; MELAWAN ARUS POLITIK YANG MEMBUNGKAM, MENOLAK TUNDUK PADA KEKUASAAN YANG HAUS PUJIAN

Rabu, 12 November 2025 - 05:14 WIT

Jalan Loloda Di Antara Janji Pembangunan dan Realita yang Berdebu

Selasa, 11 November 2025 - 07:58 WIT

Pegawai Sejahtera, Pelayanan Sempurna: Mewujudkan Pemerintahan yang Adaptif di Era Perubahan

Senin, 10 November 2025 - 03:28 WIT

Mencari Jejak Pahlawan di Tanah Tambang: Refleksi Hari Pahlawan dari Maluku Utara.

Minggu, 9 November 2025 - 07:57 WIT

MENGUJI IDE BUPATI DAN WAKIL BUPATI HALUT TENTANG HALUT SETARA

Minggu, 9 November 2025 - 07:49 WIT

Dari Api Sejarah ke Gerak Nyata Masa Kini

Senin, 20 Oktober 2025 - 09:24 WIT

Agromaritim dalam Tranformasi Panca Senyum Halmahera Selatan

Berita Terbaru

Regional

Bupati Haltim Beri Kode, Jabatan Plt Kepsek Segra Definitif

Rabu, 26 Nov 2025 - 10:32 WIT